Kamis, 06 November 2008

Sajak-sajak Citayam




Bismillahirrohmaanirrohiim
Angin datang dari segala penjuru
Menikam hatiku
Mengajak zikir
Tentang hari-hari yang terlewati
Dalam buku sejarah yang sibuk

Pengalaman telah banyak mengajarkan luka-luka
Dan aku semakin tak percaya
Pada kata-kata politikus dunia
Yang semakin hari semakin nyata
Kebusukannya

Ah, manusia terkasih
Lihatlah hati ini
Lihat diri ini
Tak ada --kosong bagai gua yang sarat sarang laba-laba

Lama aku mencari
Sepotong cinta
Setetes embun
Sesering angin
Semua yang pernah kuingini

Dalam buku-buku kutemukan kata-kata yang teduh
Jauh dari amarah di koran-koran dan televisi

Mereka berbicara seperti orang pintar
Mereka bicara seperti orang yang paling benar
Mereka, mungkin juga aku, bicara seperti tanpa beban
Bahwa pada mulanya kata
Sesudahnya bencana demi bencana
Di depan mata kita

Laut tak bergelombang
Angin tak beriring
Bumi tak berdenyut
Kugesek-gesekkan tubuhku pada dinding-dinding dosa
Matahari hari ini adalah matahari yang memabukkan


Cinta, barangkali, hanya menjadi sebuah jimat dalam kotak Pandora
Tapi aku tak peduli
Aku akan gali segala yang bisa kugali
Aku akan cari apa yang harus kucari

Di sini, dari kamar yang sumpek ini
Akan kucurahkan kata-kata cinta
Ke seluruh dunia


Citayam, 26 Oktober 2002
Asep Sambodja

Tidak ada komentar: