kubuat prasasti
dengan jari-jariku yang mengeras
menahan selangit suara yang membisu
karena cintamu kandas di awan-awan
kuukir namamu
di lubuk hatiku yang kian koyak-moyak
melihat senyummu memudar
di balik awan
kutahu rindumu
seperti pernah kueja ayat-ayat Tuhan
yang memancar di sisi-sisi awan,
di balik mega
yang merasuk dalam hatiku
kubuat prasasti
dengan sisa koyak hatiku, seperti dulu
ketika ibu membasuh lukaku
tak sekadar mengingatmu
tapi menjelmakanmu—
mengarahkan tatapan tajam matamu
ke rongga-rongga penguasa
yang lalim
yang zalim
dan durjana saja
Citayam, 2005
Asep Sambodja
*) Puisi ini pernah dimuat di buku kumpulan puisi Nubuat Labirin Luka: Antologi Puisi untuk Munir (2005) dan buku kumpulan cerpen Untukmu, Munir... (2008).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar