Minggu, 18 Oktober 2009

Ong, Setelah Ibu Pertiwi dalam Keadaan Hamil Tua



setelah ibu pertiwi dalam keadaan hamil tua
dan seterusnya dan seterusnya
onghokham mengalami gangguan mental

sebagai sejarawan ia bersuara lantang
menentang pembantaian 1965-1966
dan ia dipenjara

ia mencoba mengamati peristiwa demi peristiwa
pembunuhan jenderal yang dirasanya aneh
apalagi beredar kabar-kabar burung
yang semakin menambah bingung

ia tak kuasa menahan perasaannya yang murni
saat menyaksikan pembantaian orang-orang PKI
di Jawa Timur, tempat asalnya

ong sejatinya takut
jika PKI berkuasa
karena inflasi akan semakin meninggi
dan hidup semakin tak pasti

tapi ia menentang pembantaian
yang dilakukan terhadap orang-orang
yang tak berdosa

di penjara ia merenung
“kehidupan saya membosankan dan monoton
saya adalah seorang yang tak dianggap penting
saya suka gagasan, misalnya, membuat penting
semua perasaan dan emosi saya
tapi tidak bisa dan tidak tahu caranya.”

di rumah, ong mencatat
“ketika saya mengalami gangguan mental
saya mencoba memecahkan pertanyaan
siapa diri saya?
saya hampir mempercayai semua yang dikatakan orang
mengenai diri saya
saya bertentangan dengan orang-orang yang ingin
menjadikan diri saya ‘seseorang atau sesuatu’
sementara saya ingin tetap menjadi diri sendiri”


Citayam, 19 Oktober 2009
Asep Sambodja

Catatan: Puisi ini diilhami sepenuhnya dari Pernyataan Onghokham mengenai biografinya dan peristiwa-peristiwa yang membuatnya mengalami gangguan mental. Tulisan berbahasa Inggris tersebut dibuat atas permintaan dr. Kusumanto Setyonegoro. Kemudian tulisan tersebut diterjemahkan oleh Ruth McVey karena dianggap memiliki bobot historis. Selengkapnya baca Onghokham (2009), Soekarno, Orang Kiri, Revolusi, dan G30S 1965. (AS)

Tidak ada komentar: