Rabu, 03 September 2008

Perkawinan Kita

telah kulewati kota demi kota
yang letih, dari jendela kaca mengembun
untuk meminangmu
tapi kulihat janur kuning melengkung di samping
bendera kuning
di depan gang rumahmu

lama kupelajari ijab kabul padamu
dan hari ini matahari murung
melihat jarak yang kutempuh
dan debu melekat di sepatu

“aku terima nikahnya almarhumah sri…
dengan mas kawin seperangkat alat sholat
dan kain kafan, tunai.”

hujan turun menjelang maghrib
tamu dan peziarah memberi salam
dan dukacita, ada yang tak tahu
harus berkata apa
tapi aku tetap menunggu
di sini, di bawah pohon kamboja

ini hari perkawinan kita –
kau begitu setia
tak sanggup kutinggal kau sendiri
meski aku tak sampai padamu

Citayam, 2001
Asep Sambodja

Tidak ada komentar: