JALAN CAHAYA
jiwaku memanjat tebing sunyi
mencari celah dari gelak tawa dunia
seperti air meresap-resap
tiada mampu membendungnya
jiwa kecilku
tak henti bernada
terus melesat
menyempurna pada keagungannya
aku mengira inilah jalan cahaya
dibendung tak limbung
diterjang tak karam
jalan cahaya ada dalam rahasia
memanjat sulbi-sulbi jiwa
yang menanam biji bunga seroja
Putri Narita Pangestuti
12 Februari 2010
PERAHU ASING
perahuku menjelma dari kulit suara
mengangkut biji wicara
dari lautan makna
tertitah dari zat yang Maha Menatap
mendayung
aku membawanya pada lautan jiwa
orang menatapnya sebelah mata
sebagian lagi bertutur cela
ada juga yang menutup rapat telinga
asyik berakrobat dengan dayung-dayung
dan balok suara mereka
perahuku dicela tak berharga
dan aku dianggapnya pemantra gila
sedang perahukulah
yang bisa sampai berlabuh pada dermaga surya
Putri Narita Pangestuti
12 Februari 2010
YANG ADA DAN TIADA
tak ada yang mampu menyamai
yang paling tiada, kecuali
yang paling ada
karena yang paling ada
ialah
yang paling tiada
ia tak berawal
tak berakhir
Putri Narita Pangestuti
12 Februari 2010
PERANG DAN KEBENARAN
angin memecah dua paru-paruku
pedang amarahmu menancap di jantungku
dan peperangan dari tatapan mata kalian
menyobek-nyobek nadiku
langkahku di antara perang dua kekuatan yang dicipta Tuhan
aku hanyalah penonton gila
tentang perebutan kuasa
surya
sinarnya menyempitkan pandangku tentang keduanya
angin
mengikat tulang dan memeras darahku hingga tak bersisa
mendung
merabunkan mata jiwaku dalam peluk senja
kepak merpati
kurindu
langit biru
harapanku
dan malam itu
membawa kebenaran dari Tuhan
kebenaran mana yang diusung manusia?
mereka saling mengada dan meniadakan!
bisik abadi
adalah kebenaran
di jiwa
dan Tuhan pengirimnya
Putri Narita Pangestuti
13-02-2010/11:36:27
JEJARING API
lingkaran-lingkaran api
julurkan jejaring
rupa garisgaris singgung dalam
juga luar
tiada lubang padanya
ia tak butuh as untuk tempat berputarnya
juring-juring tertanam rapat di sana
berharap aku masuk perangkap liarnya
Putri Narita Pangestuti
Semarang, 13/02/2010
KISAH ANGIN
aku mendengar kisah angin
dan mendapati abu-abu dirimu
angin kuat menyusu
hingga bayimu terlalu lemah untuk itu
ingatkah kau saat buih merayumu
dan kabarkan bau amis sungai itu?
langit telah berkata
tak ada lagi yang berani
berkisah tentang surya
angin masih lekat di dadamu
sedang wajah anakmu
selalu mengabu
dalam jeritan tinta
di buku-buku itu
Putri Narita Pangestuti
Semarang, 13/02/2010
TITAH
Kutitipkan tanah ini padamu
dan ayat yang menyertainya
tatkala cahaya menampikkan
Aku tahu
yang kau tak tahu
selami ayatKu
dan dayung perahu itu
hingga sempurna keseluruhan samudra
ingatlah pendengarnanmu,
tatapanmu dan hatimu.
sungguh Aku tahu
angka-angka yang tak terbaca olehmu
Putri Narita Pangestuti
Semarang, 13/02/2010
RUANG EMBUN
embun menyimpan pelangi
di beningnya sinar mentari
serupa jiwa-jiwa
yang luruh
ke dalam esensiNya
Putri Narita Pangestuti
Semarang, 13/02/2010
TAHBIS BULAN
kucerna bulan
sampai ke perut tanpa kukeluarkan
lalu kutahbiskan purnama hingga yang tak terhingga
agar bisa kukirimkan bintang pada kalbu dunia
yang mencari dekap langit di hatinya
Putri Narita Pangestuti
Semarang, 13/02/2010
JEJAK MATAHARI
aku gambar jejak-jejak matahari
di kanvas hati
juga kupahatkan di peti-peti
dalam meditasi sunyi
Putri Narita Pangestuti
Semarang, 13/02/2010
jiwaku memanjat tebing sunyi
mencari celah dari gelak tawa dunia
seperti air meresap-resap
tiada mampu membendungnya
jiwa kecilku
tak henti bernada
terus melesat
menyempurna pada keagungannya
aku mengira inilah jalan cahaya
dibendung tak limbung
diterjang tak karam
jalan cahaya ada dalam rahasia
memanjat sulbi-sulbi jiwa
yang menanam biji bunga seroja
Putri Narita Pangestuti
12 Februari 2010
PERAHU ASING
perahuku menjelma dari kulit suara
mengangkut biji wicara
dari lautan makna
tertitah dari zat yang Maha Menatap
mendayung
aku membawanya pada lautan jiwa
orang menatapnya sebelah mata
sebagian lagi bertutur cela
ada juga yang menutup rapat telinga
asyik berakrobat dengan dayung-dayung
dan balok suara mereka
perahuku dicela tak berharga
dan aku dianggapnya pemantra gila
sedang perahukulah
yang bisa sampai berlabuh pada dermaga surya
Putri Narita Pangestuti
12 Februari 2010
YANG ADA DAN TIADA
tak ada yang mampu menyamai
yang paling tiada, kecuali
yang paling ada
karena yang paling ada
ialah
yang paling tiada
ia tak berawal
tak berakhir
Putri Narita Pangestuti
12 Februari 2010
PERANG DAN KEBENARAN
angin memecah dua paru-paruku
pedang amarahmu menancap di jantungku
dan peperangan dari tatapan mata kalian
menyobek-nyobek nadiku
langkahku di antara perang dua kekuatan yang dicipta Tuhan
aku hanyalah penonton gila
tentang perebutan kuasa
surya
sinarnya menyempitkan pandangku tentang keduanya
angin
mengikat tulang dan memeras darahku hingga tak bersisa
mendung
merabunkan mata jiwaku dalam peluk senja
kepak merpati
kurindu
langit biru
harapanku
dan malam itu
membawa kebenaran dari Tuhan
kebenaran mana yang diusung manusia?
mereka saling mengada dan meniadakan!
bisik abadi
adalah kebenaran
di jiwa
dan Tuhan pengirimnya
Putri Narita Pangestuti
13-02-2010/11:36:27
JEJARING API
lingkaran-lingkaran api
julurkan jejaring
rupa garisgaris singgung dalam
juga luar
tiada lubang padanya
ia tak butuh as untuk tempat berputarnya
juring-juring tertanam rapat di sana
berharap aku masuk perangkap liarnya
Putri Narita Pangestuti
Semarang, 13/02/2010
KISAH ANGIN
aku mendengar kisah angin
dan mendapati abu-abu dirimu
angin kuat menyusu
hingga bayimu terlalu lemah untuk itu
ingatkah kau saat buih merayumu
dan kabarkan bau amis sungai itu?
langit telah berkata
tak ada lagi yang berani
berkisah tentang surya
angin masih lekat di dadamu
sedang wajah anakmu
selalu mengabu
dalam jeritan tinta
di buku-buku itu
Putri Narita Pangestuti
Semarang, 13/02/2010
TITAH
Kutitipkan tanah ini padamu
dan ayat yang menyertainya
tatkala cahaya menampikkan
Aku tahu
yang kau tak tahu
selami ayatKu
dan dayung perahu itu
hingga sempurna keseluruhan samudra
ingatlah pendengarnanmu,
tatapanmu dan hatimu.
sungguh Aku tahu
angka-angka yang tak terbaca olehmu
Putri Narita Pangestuti
Semarang, 13/02/2010
RUANG EMBUN
embun menyimpan pelangi
di beningnya sinar mentari
serupa jiwa-jiwa
yang luruh
ke dalam esensiNya
Putri Narita Pangestuti
Semarang, 13/02/2010
TAHBIS BULAN
kucerna bulan
sampai ke perut tanpa kukeluarkan
lalu kutahbiskan purnama hingga yang tak terhingga
agar bisa kukirimkan bintang pada kalbu dunia
yang mencari dekap langit di hatinya
Putri Narita Pangestuti
Semarang, 13/02/2010
JEJAK MATAHARI
aku gambar jejak-jejak matahari
di kanvas hati
juga kupahatkan di peti-peti
dalam meditasi sunyi
Putri Narita Pangestuti
Semarang, 13/02/2010
9 komentar:
minta ijinnya untuk tugas sekolah yah :)
wow! wow! wow! seorang pujangga...
NIce... saya suka karya anda...
Waaw puisinya sangat menginsfirasi.. oia baca puisi2 kita juga ya di... www.CaraGampang.Com
bagus bagus puisinya :)
visit juga yaa ke blog saya
sa suka cwek yang puitisss....
goog ah ye
sa suka cwek yang puitis
goood ye ah
Sangat menginspirasi pembaca yang suka menikmati indahnya puisi.. Terus berkarya untuk dunia sastra yaa mbak ..
Saya ucapkan Terimakasih kepada pembuat artikel ini, artikel ini sangat bermanfaat dan tentu saja
berisi informasi yang sangat bermanfaat untuk semua pembaca di blog ini. Update terus dan tetap semangat gan.
Sukses selalu untuk Anda kunjungi web kami untuk menambah ilmu Bandar Judi Bola Togel dan Casino Online Terpercaya
Di Indonesia WWW.SALAMPOKER.COM Terima kasih
Posting Komentar