Minggu, 29 Maret 2009
Situ Gintung
air
air
air
membedah tanggul
rubuh
air bagai bah
adzan subuh
masjid menggigil
air berenang di dalam rumah
pohon-pohon berenang
mayat-mayat berenang
siaran televisi
menangis
air
air
air berlumpur
air lagi
lumpur lagi
kematian lagi
kematian yang itu juga
tangis yang itu juga
luka yang itu juga
presiden
wakil presiden
pidato
pidato
luka lagi
di jakarta
mobil-mobil tak bisa berenang
orang-orang kandas
orang-orang datang
menolong
menangis
menonton
menangis
memohon
menangis
sakit lagi
sakit hati
menghitung yang mati
menghitung yang kembali
menghitung yang hilang
ibu
ibu
kematian ini begitu dekat
begitu akrab
gali lagi
lubang itu
tempat yang nyaman
masjid itu
kini kesepian
ia berdiri
sendirian
rumah-rumah beterbangan
kos-kosan menghilang
anak-anak kos menghilang
pemilik kos menghilang
menangis
menangis
air
air
air
air
tanah
berlumpur
menutup mata
siapa saja
di situ gintung
kota kenangan
kota yang indah
taman bermain
anak-anak yang ceria
pemancingan
yang kini luka
restoran yang kehilangan indah
tak ada air
sepi
sepi
luka
luka
Allah
Allah
Allah
Allah
...
Citayam, Long Weekend Maret 2009
Asep Sambodja
Rabu, 25 Maret 2009
Permintaan Maaf untuk Lelakiku
karya Erlinda
Maaf…
Jika aku selalu mengikuti jejak langkahmu
Jika aku selalu menuruti setiap perkataanmu
Jika aku terlalu setia padamu
Aku memang benar-benar membutuhkanmu, sayang
Karena...
Kau memang suamiku
Kau memang belahan jiwaku
Maaf...
Aku tidak bisa berpisah dengan dirimu
Walau keadaan selalu membuat kita berpisah
Walau orang-orang selalu menghendaki kita mati
Tapi...
Aku selalu mengharapkanmu
Aku selalu menunggumu
Aku selalu menantimu
Maaf...
Jika aku bukan wanita seperti dulu di matamu
Jika aku menjadi pelacur di matamu
Jika aku menjadi budak seks di matamu
Maaf...
Jika aku memberikan vaginaku kepada pria-pria itu
Jika mereka juga terpesona dengan vaginaku
Menghujamkannya dengan sebatang tongkat kayu
Maaf...
Jika aku merelakan payudaraku menjadi sarapan
Pria-pria itu
Jika mereka juga senang mempermainkan putingku
Dan tentu saja mereka kagum pada payudaraku
Mengalirinya dengan sebuah pembangkit listrik
Maaf…
Jika aku tidak tahu siapa dirimu sebenarnya
Jika aku yang kemudian selalu menafkahimu
Jika aku yang selalu memenuhi keinginanmu
Maaf...
Jika vagina ini tidak mampu menampung spermamu lagi
Jika payudara ini tidak bisa digenggam tanganmu lagi
Jika payudara dan vagina ini sudah tidak bisa
Memuaskan nafsumu lagi
Maaf...
Karena aku terlalu setia
Karena aku terlalu berharap
Menantimu
Hingga kau datang
Hingga kau kembali...
Sekali lagi maaf...
Payudara dan vaginaku bukan lagi untukmu
Bukan untuk para prajurit
Bukan untuk para maniak seks
Bukan juga untuk para lelaki
Maaf…
Hanya untuk wanita!
* Erlinda adalah mahasiswa Program Studi Belanda FIB UI.
Kamis, 05 Maret 2009
Dua Korea Satu Kroya
ada dua korea di dunia ini
satu di utara
satu di selatan
meskipun berdekatan
tapi terasa jauh tak karuan
politik memisahkan sanak famili
dan tak ada yang peduli
indonesia tak punya korea
yang ada hanya kroya
itu pun satu-satunya di jawa
tapi tak ada kroya utara
tak ada kroya selatan
hanya ada satu kroya
politik tak memisahkan laki bini
dan tak ada yang rugi
Citayam, 5 Maret 2009
Asep Sambodja
Langganan:
Postingan (Atom)